Latest News

Sains
TUBE IBNUTAJI

Karya Tulis

Materi

Video

Games

Recent Posts

Saturday, February 17, 2018

BAIT-BAIT TANAH SIPELOT


Kenapa Harus Bait yang dulu?

Kamu membuka bait-bait sejarah yang terlupakan
Se-enaknya kamu tanpa harus perlahan
Sehingga asyik atau mau memerahkan rautku didepan para canda

Aku jawab iya dalam kebenaran bait yang kamu benarkan
Meskipun aku harus merubah raut tanpa kesadaran

Hingga terkadang mengembang pada lubuk
Pada rinduku yang dulu busuk



Memanjakan dengan Matamu

"kau seakan tidak melihat?" itu katamu pada awal kita bisu
Ah, tidaklah bukan bermaksud hal yang demikian
Justru ingin memanjakan sapamu yang pernah bersemi

Dari jauh masih terlihat mata angkuh yang rona
Senyum masih merekah dari pana
tidak ada penat di mata

sehingga bias tidak pernah sirna

*uha

Ayah


Masih ku tak bisa menggambarkanmu dalam sketsa garis tulang punggungmu
Mengukir kerja kerasmu menahan lututmu yang telah kaku
Masih kau terus pahatkan walaupun keras batu yang kau ukir
Masih kau coba paksakan dengan keikhlasanmu

Tak pernah memikirkan rapuhnya tulang punggungmu
Dengan memaksakan berdiri tegak dari lututmu yang telah kaku
Menjadikan anakmu ini tetap rindang pada semesta keindahan

Aku tak bisa menggambarkanmu ayah…..

Meniru segala keikhlasanmu setiap kau paksa berdiri tegak
dari jauh mewarnai pelangi yang masih tak pernah membalikkan pancaran warna
seakan tak berguna bagi keikhlasanmu

*uha_creet

Saturday, November 18, 2017

Minyak Atsiri Kulit Jeruk sebagai Pemanfaatan Antibakteri

Mulut merupakan saluran utama pencernaan manusia. Fungsi dari mulut adalah menghancurkan makanan agar mudah dicerna di dalam tubuh. Mulut adalah tempat ideal berkembangbiaknya berbagai macam mikroorganisme. Penyakit pada mulut yang sering menyerang manusia adalah peradangan amandel dan tenggorokan atau radang mulut (faringitis). Penyakit mulut sangat berhubungan erat dengan kebersihan mulut (Sabrina, 2015).

Bakteri Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri yang hidup pada flora normal mulut dan tenggorokan manusia yang dapat berubah menjadi bakteri patogen apabila kekebalan tubuh manusia menurun. Streptococcus pyogenes dapat menyebabkan infeksi supuratif seperti tonsilitis, impetigo dan penyakit invasif seperti infeksi tulang, radang otot, serta meningitis (Cunningham, 2000). Streptococcus pyogenes dapat menyerang saluran pernafasan atas sehingga timbulnya infeksi pada daerah belakang langit-langit dan amandel yang dapat mengakibatkan kesulitan menelan makanan (CDC, 2013).

Pemanfaatan tanaman obat atau bahan obat yang berasal dari alam pada umumnya bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia.Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle). Buah jeruk nipis mempunyai efek farmakologis sebagai anti demam, mengurangi batuk, sebagai antiseptik untuk obat kumur pada penderita sakit tenggorokan atau abses tenggorokan dan penyegar nafas (Hariana, 2006).
Limonen merupakan salah satu komponen senyawa di dalam minyak atsiri yang bermanfaat sebagai antibakteri. Senyawa tersebut banyak di temukan dalam kulit jeruk yang berfungsi sebagai pemberi aroma yang khas pada tanaman. Limonen banyak digunakan dalam industri makanan maupun industri kosmetika sebagai bahan baku flavor (Ismanto dan Wilianto, 2010). Dalam kehidupan sehari-hari, kulit buah jeruk biasanya hanya dibuang dan sarinya yang dimanfaatkan untuk diolah menjadi berbagai macam produk. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan kulit buah jeruk untuk keperluan kesehatan dan lainnya untuk mengurangi limbah kulit jeruk (Sukarmin dan Ihsan, 2008).

Minyak atsiri tersusun atas senyawa yang mudah menguap (volatile oils) dan beraroma khas yang diambil dari bagian-bagian seperti daun, buah, bunga, biji, kulit, akar, batang, serta rimpang tanaman sehingga diperlukan cara khusus untuk memperoleh minyak atsiri (Rusli, 2010; Effendi dan Wijanarko, 2014). Menurut Ketaren (1990), cara yang dilakukan untuk mendapatkan minyak atsiri adalah dengan metode destilasi uap-air (steam-water destilation), destilasi dengan air (water destilation) atau dengan destilasi uap (steam destilation).

Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Putri (2012) mengenai pemeriksaan kandungan senyawa minyak atsiri kulit buah jeruk nipis dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menunjukkan bahwa senyawa aktif yang terkandung pada minyak atsiri kulit buah jeruk nipis sebagai antibakteri adalah golongan terpenoid. Minyak atsiri diperoleh dengan metode destilasi uap-air. Minyak atsiri yang didapat kemudian dibuat dengan berbagai konsentrasi yaitu 5%, 2,5%, 12,5%, 0,625%, dan 0,3125%.
Uji aktivitas dilakukan dengan metode pengenceran ganda (dilusi cair). Hasil penelitian tersebut menunjukkan minyak atsiri kulit buah jeruk nipis dapat menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acne
dengan kadar hambat dan kadar bunuh minimum sebesar 1,25%. Dari analisis menggunakan kromatografi gas-spektroskopi massa diketahui kandungan senyawa antibakteri dari minyak atsiri kulit buah jeruk nipis adalah senyawa β-Pinena, limonen, Z-citral, β-mirsene, dan E-sitral.


Penelitian lain oleh Vajriana (2013) mengenai aktivitas antibakteri minyak atsiri kulit buah jeruk nipis yang diperoleh menggunakan metode destilasi uap dan air. Minyak atsiri kemudian diencerkan menggunakan Tween 80 sehingga tercapai konsentrasi 30%, 40%, 50%, 60% dan 70%. Berbagai konsentrasi minyak atsiri serta amoksisilin 30 µg sebagai kontrol positif kemudian diuji aktivitas antibakterinya menggunakan kertas cakram (metode Kirby Bauer). Hasil penelitian diamati dengan terbentuknya Daerah Hambatan Pertumbuhan (DHP) di sekitar cakram. Hasil penelitian tersebut menunjukkan minyak atsiri kulit buah jeruk nipis memiliki pengaruh yang nyata dalam menghambat pertumbuhan isolat Staphylococcus aureus seiring dengan besarnya konsentrasi yang digunakan dalam pengujian, dimana konsentrasi optimalnya pada konsentrasi 60% dengan diameter zona hambat rata-rata sebesar 20,00 mm.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Laksa (2015) mengenai kadar hambat minimum dan kadar bunuh minimum minyak atsiri kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap Salmonella typhi. Minyak atsiri pada penelitian ini diperoleh dengan cara ekstraksi menggunakan metode destilasi uap dengan dietil eter kemudian diencerkan dengan PEG sehingga tercapai konsentrasi 0,025%, 0,05%, 0,1%, 0,2%, 0,4%, 0,8%, 1,6%, dan 3,2%. Penelitian ini hanya dapat menghasilkan kadar bunuh minimum dengan konsentrasi 3,2% dengan jumlah bakteri yang tumbuh kurang dari 0,1% jumlah koloni pada inokulum awal sedangkan kadar hambat minimum tidak dapat ditentukan karena minyak atsiri yang dihasilkan dari metode destilasi menggunakan dietil eter berwarna keruh.

Minyak atsiri kulit buah jeruk nipis kaya akan kandungan senyawa monoterpen, salah satunya yaitu limonen. Minyak atsiri dapat diisolasi menggunakan metode destilasi air (hidrodestilasi) menghasilkan minyak atsiri dengan konsentrasi 100%. Minyak atsiri kulit buah jeruk nipis dengan konsentrasi 100% mengandung limonen sebesar 33,33% yang mempunyai aktivitas antibakteri dengan nilai LC50 = 233,71 ppm pada uji toksisitas menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) dan dengan nilai LC50 = 719,87 ppm pada uji insektisida menggunakan larva nistar III nyamuk Aedes aegypti. Suatu senyawa dikatakan aktif dengan konsentrasi maksimal 1000ppm, jika memiliki harga LC50 ≤ 500 ppm dan dikatakan tidak aktif jika memiliki harga LC50> 500 ppm sedangkan senyawa murni dikatakan aktif dan mempunyai sifat bioaktifitas jika memiliki harga LC50
  50 ppm dan tidak aktif jika LC50 > 200 ppm (Astarini, Burhan dan Zetra, 2010; Meyer dan Ferrigini, 1982).

Penelitian yang telah dilakukan oleh Hajati (2015) mengenai pengaruh konsentrasi air perasan jeruk nipis dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dari hasil pemerasan buah jeruk nipis  menghasilkan air perasan dengan konsentrasi 100%. Air perasan jeruk nipis kemudian diencerkan dengan akuades steril sehingga tercapai konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, 50% dan 100%. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, Daerah Hambatan Pertumbuhan (DHP) yang semakin besar seiring kenaikan konsentrasi dengan senyawa pembandingnya yaitu levofloxacin.

*Referensi juga bisa di ambil repository.wima.ac.id


Sunday, November 12, 2017

Norfatmawati : Nasihat Diri Kita

Ilmu itu bisa datang dengan usahanya entah itu dari orang bodoh sekali pun, karena disana ada ilmu, hanya saja bagaimana kita memposisikan. Ketika kita bersama keluarga, seorang guru dan dan duduk bersamanya, hal inilah kita akan mendapat hal-hal yang baru. Ada beberapa kalimat yang saya ingin pesankan dalam tulisan ini yaitu, “duduklah bersama ulama dengan akalmu, duduklah bersama pemimpin dengan ilmumu, duduklah bersama teman dengan adab dan etikamu, duduklah bersama keluarga dengan kelembutanmu, duduklah bersama orang bodoh dengan kemurahan hatimu, dan jadikanlah teman bagi dirimu sendiri atas nasihatmu, tidak perlu bersedih jika di dunia tidak ada yang menghargai kebaikanmu karena dilangit ada yang lebih mengapresiasinya”.

janganlah kecewa kalau kita sudah memperbaiki diri jangan bersedih bila tak ada yg menerima bahwasanya yg kita lakukan adalah benar menurut keyakinanmu. Kunci kebahagiaan bersikap sama keluarga itu yg bagus semua ini nasehat sang guru, guru dari semua diluar bagian kita.

Duduk dengan ulama hal inilah maksutnya dituntut pake logika karena semua itu penting mengaji dan mengkaji dengan akal agar tidak sesat dan menyesatkan yaitu untuk menentukan kehidupan berikutnya. Kenapa harusi ada ilmu supaya lebih memudahkan kita untuk menyerap dan mengetahui hal-hal yang belum diketahui semuanya, misalnya makan pakai tangan harus tahu cara mengunyah menguyah kan diajari dari kecil hal-hal dasar inilah yang perlu kita pegang kemudian saat berbaur dg pemimpin jangan mau ditokekin apa kata toke hahay kayak tukang dakwah saja.

Bermula ingin memperbaiki diri setelah kita meperbaiki lingkungan kita maka kita melihat diri kita. Maka keheningan langit akan mudah terdengar seperti kajian islam nasihatnya yaitu berbuat baiklah kepada hal yang ada di bumi niscaya langit akan menaungimu, disinila kita harus berbuat baik pada sesama, maka Tuhan kita akan membalas lebih dari itu.


Kita bisa melihat dan menggapai sebuah metode menjalankan jalan yang baik pertama adalah menggunakan akal yang terus dibarengi dg ilmu, yah bisa saja dengan sharing, diskusi sebagai bahan perbandingan bahkan perjalanan untuk menuju kabaikan.

Sekian terimaksih ya shobat, sampai jumpa edisi berikutnya

Tuesday, November 7, 2017

Apa yang Terjadi

Foto Ilustrasi
Mungkinkah bambu yang telah teriris tipis 
menepi didinding pohon 
Menjadi anyaman indah 
untuk membangun sebuah rumah dijauhnya kota

Ataukah menjadi peluka hingga nestapa mejadi goresan perih 

Taukah hujan peluh yang pernah menjadi semburan kedinginan
laksana burung ketakutan
Diranting yang lama tak bersemi dedaunan
Aku tau kau sebenarnya masih belum tau tentang asyiknya permainan yang kau suka 

Ada anak kecil dibelakangmu menertawakan dan bahkan menangisi yang di permainkan
Bahwa kau tidak akan balas panggilan laksana panggilan ibumu
Terlalu nyenyak mimpi yang kau tiduri semalam, sekejap, sekedip menjadi selelap

Aah hanya itu cerita mimpi yang ingin kau tuliskan 
dengan jari manismu yang salah anyaman
Dengan roh batinmu

Terus apa yang terjadi dan yang akan terjadi akhirnya
Apakah lesung pipimu akan memerah cerah pasrah 
pada keadilan dunia yang tidak dengan Tuhan
Lalu dimana rumah itu . . . 

Lalu dimana hitungan anyaman itu
Akupun akhirnya mati ditelan mimpimu

Saturday, January 28, 2017

Habib Prof Quraish Shihab dan Tafsir al-Mizan Syi’ah



Oleh Nadirsyah Hosen

Salah satu alasan Habib Prof Quraish Shihab dituduh beraliran Syi’ah adalah karena dalam kitab tafsir karyanya, yaitu al-Misbah (15 jilid) beliau sering merujuk kepada tafsir al-Mizan karya Muhammad Hussein Thabathaba'i. Bagaimana ceritanya?

Di lemari buku almarhum Abah saya (Prof KH Ibrahim Hosen) ada satu set komplit (21 jilid) tafsir al-Mizan. Sekitar tahun 1990 Abah saya berdecak kagum membaca ulasan dari kitab tafsir ini. Saat itu saya tanyakan kepada Abah kenapa membeli tafsir milik ulama Syi’ah. Abah menjawab, "Ini kitab tafsir bagus, Habib Quraish yang merokemendasikan dan ternyata beliau benar, isinya luar biasa". Saya bertanya, "kalau begitu saya juga boleh membacanya?" Abah mengangguk.

Jadi kekaguman Habib Prof Quraish Shihab terhadap karya Thabathaba'i itu sudah sejak dulu. Itu sebabnya kitab tafsir al-Misbah banyak mengutip Tafsir al-Mizan. Tapi apakah fakta ini menjadikan Habib Prof Quraish seorang Syi’ah? Saya berpendapat, "Tidak!"

Pertama, merupakan hal wajar seorang Profesor seperti Quraish Shihab dan juga Abah saya membaca kitab lintas mazhab. Di lemari buku Abah saya juga terdapat Tafsir al-Kasyaf karya Zamakhsyari yang beraliran Mu'tazilah. Juga ada kitab Nailul Authar karya Syaukani yang berasal dari tradisi Syi’ah Zaidiyah dan kabarnya kemudian beralih ke mazhab Zahiri. Karya Syaukani lainnya yang saya temukan di perpustakaan Abah saya adalah kitab Irsyadul Fuhul yang mengupas Ushul al-Fiqh. Jadi, para guru besar itu memang membaca dan mengoleksi literatur dalam berbagai mazhab. Kalau gak gitu, ya bukan guru besar dong.

Kedua, keliru besar kalau dikatakan tafsir al-Misbah hanya merujuk pada tafsir al-Mizan. Kalau kita baca dengan seksama, Habib Prof Quraish itu sangat mengagumi al-Biqa'i yang menulis kitab tafsir Nazm al-Durar. Karya al-Biqa'i ini menjadi bahan kajian disertasi Habib Prof Quraish Shihab di al-Azhar Cairo. Selain al-Biqa'i dan Thabathaba'i, beliau juga merujuk kepada Tafsir fi Zhilalil Qur'an karya Sayid Quthb dan al-Tahrir wa al-Tanwir karya Ibn Asyur. Jadi, paling tidak ada 4 kitab tafsir utama yang dirujuk oleh Tafsir al-Misbahnya Habib Prof Quraish Shihab: Thabathaba'i yang beraliran Syi’ah Imamiyah, al-Biqa'i yang bermazhab Syafi'i, Sayid Quthb ulama konservatif dari Ikhwanul Muslimin, dan Ibn Asyur ulama progresif bermazhab Maliki.

Selain keempat kitab tafsir utama di atas, Habib Prof Quraish Shihab juga merujuk kepada kitab tafsir lainnya semisal Tafsir al-Wasith karya Sayid Thantawi (mantan Grand Syekh al-Azhar) dan juga kitab tafsir klasik semisal Tafsir al-Qurtubi. Dengan kata lain, tafsir al-Misbah tidak hanya merujuk kepada tafsir Syi’ah karya Thabathaba'i tapi juga kitab tafsir lainnya termasuk tafsir konservatif milik Sayid Quthb. Tentu menakjubkan karya tokoh Syi’ah-Sunni, progresif dan konservatif, klasik-modern semuanya diakomodir dalam tafsir al-Misbah. Ini menunjukkan pendekatan beliau yang luas dan luwes.

Ketiga, meskipun beliau mengutip tafsir al-Mizan karya ulama Syi’ah, namun dalam beberapa pembahasan Habib Prof Quraish Shihab terang-terangan menunjukkan perbedaan pandangan beliau dengan Thabathaba'i. Ini sikap ilmiah beliau. Misalnya yang paling jelas dalam Surat 'Abasa. Sejak lama ulama Sunni berbeda pandangan dengan ulama Syi’ah mengenai apakah Nabi Muhammad yang mendapat teguran Allah dalam surat tersebut atau orang lain. Setelah menguraikan pandangan Thabathaba'i, beliau menulis: "Hanya saja, alasan-alasan yang dikemukakannya tidak sepenuhnya tepat". Dengan kata lain, Habib Prof Quraish Shihab berpandangan sama dengan ulama Sunni dalam surat 'Abasa ini. Ini bukti yang teramat jelas bahwa beliau bukan seorang Syi’ah.

Perbedaan pandangan lainnya bisa terlihat saat membahas surat al-Hujurat ayat 12. Thabathaba'i menganggap larangan ghibah di ayat ini hanya berlaku jika yang digunjing itu seorang Muslim sebagaimana diisyaratkan oleh kata "akh/saudara" dalam ayat ini. Dengan merujuk pada QS al-Taubah: 9 yang menegaskan persaudaran seagama itu menggunakan redaksi "ikhwanukum fid din" Habib Prof Quraish Shihab tidak menyetujui pendapat Thabathaba'i di atas. Dengan demikian beliau berpendapat kata "akh/saudara" dalam al-Hujurat:12 tidak hanya berlaku untuk sesama Muslim. Ini contoh bagaimana Tafsir al-Misbah berbeda pandangan dengan Tafsir al-Mizan. Dalam dunia ilmiah, hal ini wajar saja.

Dari ketiga poin di atas terbantahlah mereka yang menganggap Habib Prof Quraish Shihab sebagai Syi’ah dikarenakan beliau merujuk kepada tafsir al-Mizan ulama Syi’ah. Semoga ini bisa meluruskan fitnah keji yang terus menerus diedarkan oleh sementara pihak terhadap beliau. Semoga beliau selalu dikaruniai kesehatan dan dijaga oleh Allah dalam membina umat lewat keteladanan, kesantunan dan kedalaman ilmu beliau.

Penulis adalah Rais Syuriyah PCI Nahdlatul Ulama Australia - New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School

Thursday, October 20, 2016

OBROLAN DI 12 TAHUNNYA PMII COUNTRY BERSAMA SEDUHAN KOPI MALAM




Malam ini mungkin yang kutuliskan sebuah cerita ataukah sebuah opini dari ide malam bersama sahabat-sahabat dengan  asyiknya cerita budaya atau obrolan tentang  budaya,akhirnya tidak terasa juga ngobrol perjalanan country yang ternyata sudah dua belas tahun dalam perjalan jihadnya dari selama kemarau bersama teduhnya hujan kembali dengan kopi dari penyeduh kota dingin, Hingga akhirnya cerita Rahwana bercinta dalam ekor obrolannya, hecmm”.

Sahabat pembaca, sebelumnya saya ingin menyapa antum bagaimana kabar antum sekalian ? baik-baik saja bukan di perjalanan 12 tahun country ini?. Yang jelas harapan dari saya semuga antum baik-baik saja. Ah kayak orang lulusan mesir aja….hihi.

Nah kali ini ni tulisan saya mengira sebuah prakata atau sambutan dari sebuah acara, atau bahkan mukoddimah. Salam penghormatan dulu ya! “achh gak apa-apa tulisan ini sedikit ngawur sedikit” karena saya masih tidak melupakan dengan salam hormat kepada sahabat-sahabat pembaca, salam asah kasih dari resah perjalanan persahabatan kita. Dan juga sahabat sesepuh yang tidak pernah rapuh dengan motivasi ampuh bagi saya, hingga terkadang saya berfikir leluhur bagi beliau-beliau dengan ruh budi luhur semangat tidak pernah penat hingga menyayat dari hati gaduh menjadi hati sembuh dari fikiran bejat menjadi bermartabat, Alhamdulillah.

Sahabatku bilang ngapain selalu gundah, cobalah hamparkan sajadahmu bersama sepertiganya malam, ahhh bagaimana mungkin tepat yang kamu bilang sperti itu, (menyepelehkan), wong sepertiganya malam kita habiskan ngobrol , cerita panjang, kita mengadu tentang perjalanan panjang bahkan kita mengadu tentang Tuhan pada obrolan malam bersama kopi yang pekat dan pahit. Sudahlah bat kita bukankah sudah dapat keistimewaannya  tentang berfikir?, berfikir, berdialog tentang alam, kekuasaan Tuhan, selain hamparan sajadah pada waktu kali ini, seperti yang pernah dialogkan leluhur sebelumya “tafakkaruu fil kholqillah walaa tafakkaruu fii dzatihi“, itu katanya. “hah kamu itu sok tau saja” (celotos sahabat saya).

Budaya 

Kepahitanpun semakin surut dalam cangkir putih sehingga mengalihkan dengan cinta budaya antara perkampungan tanah lahir dengan perkotaan yang dijejaki. Sahabat saya melihat bangunan perumahan yang belum selesai ditempati letaknya pas samping gubuk kopi hitam manis, dia berfikir sejenak,
“kenapa ya bangunan  perumahan ini tidak selesai-selesai, padahal Cuma ukuran kurang lebih sepuluh kali enam (herannya). Acch kamu !, pertama itu kendalanya modal bat ! karena berbiincang masalah modal juga masih banyak dengan kaitannya dengan pembinaan modal sosial, nah modal sosial itulah cakupan bermasyarakat, ya disisni beda lah masyarakat perkampungan kota dan perkampungan kita, kalau perkampungan kita bermodal social gotong royong, kalau dirumah kita itu tukangnya yang dibayar satu dua orang tapi bagian Sembilan sepuluh orang yang lain dengan modal ikhlas menolong, yaa tapi awalnya sih bermodal gak enak saja kalau gak nolongin” ya gtu dech hihi.

Countryku

Bat kamu ini mau ngobrolin sejarahmu di country PMII atau ngayal setinggi bangunan itu…..?, hehe iya ya, biasa efek 12 tahun country dalam penanaman benih semangat kreatif dan kritisnya yang kami banggakan.
Ternyata saya ini terjebak dalam lautan bertahta, terjebak dalam rumah yang banyak memanjakan oleh-oleh ilmu di Country ini, kalau boleh saya cerita dulu sebelum detik-detik pembaiatan saya dan sahabat-sahabati ingat sebuah nasehat, iya bias dikatakan nasihat mungkin, motivasi mungkin namun ini saya tidak bias dilupakan dan keyakinan saya menjadi anggota PMII country saat ini, seperti “kalian ini tidak bisa dalam membanggakan orang, jadikanlah kamu orang-orang yang dibanggakan”, saya berfikir aah ya akhirnya akan menjadi sombong kalau seperti itu, (gumam saya dalam hati) .

Kenapa ya kak saya tidak bisa selancar sampeyan dalam berbahasa dengan dialektikanya yang indah, hingga akhirnya sampeyan benar-benar memotivasi saya saat ini dalam ber-PMII, itu pertanyaan saya dulu saat mau dibaiat menjadi anggota PMII, khususnya PMII Country.

“Kalian masuk disini jangan mencari apa yang kalian pertanyakan saat ini, melainkan kamu harus mejadi apa yang ditanyakan saat ini, PMII yang akan kalian juang nantinya, agama yang kalian juangkan nantinya, bahkan PMII tidak bakalan lepas dari perjuangan Indonesia, PMII berkah bagi kita, Islam jihad lillah bagi kita,Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah rumah dimana kita bisa dihias secantik rupa, seindah yang kita bayangkan”.

Sungguh hati ini terketuk, badan ini gemetar, merinding setiap kali ketua Rayon mendeklamasikan niatnya dari sebuah satuan ikrarnya yang tulus merekomendasikan anggotanya menjadi anggota PMII untuk dibai’at.
“Rodlitubillahirobba wabilslamidina wabimuhamadinnabiyawarosula wabil qurani imama”  dengan memohon ridlo rahmat dan maghfiroh Allah SWT.” kalimat inilah yang membuat saya gemetar, dengan ketidak sombongannya  PMII dengan kerendahan hatinya PMII.

Harapan awal PMII dalam penanamannya sebagai anggota PMII, tawadlu’, rendah hati menjadi awal niat bagi kita, pembakaran semangat intelektual itulah saat saya dibai’at dulu bat. Namun saya masih saja heran dengan diriku sendiri ini sabagai kader PMII Country, setiap segala melihat ucapan ketua-ketua rayon ketika di tempat pembai’atan selalu saja merinding, itu yang terjadi “ tutur saya pada malam obrolan Country ulang tahun.

Bagiku country adalah tempat dimana tempat niat dan pijakan saya dalam melangkah yang menjadikan gairah daya dan aliran darah deras menggebu, disitulah menjadikan cairan niat dalam berislam, tegak berbangsa kesatuan, dan Country selalu memberikan cerita baru demi memainkan intelektual berfikir yang saat itulah terbungkus dalam keluarga Nusantara dibawah komando terdepan Komisariat Country Unitri.
Banyak cerita yang menjadi referensi sejarah dalam dalam perjalanku di Country, Sembilan tahun Country memanggil, tiga tahun saya dalam warnanya genap dua belas tahun Country mewarnai sejarah Kota Malang Khususnya UNITRI.

Masih ingat dari doa dan harapan dari salah satu dan ketua Komisariat saat itu, saat saya di kepengurusan Rayon di kaderisasi tepatnya sebelum subuh, di 12 tahun Contry bahwa dengan berkah, semangat selalu tumbuh bersemi sebagai kader penerus Country, kita yakin Country akan menjadi terdepan dalam mengawal kreativitas dan pembangunan nilai-nilai dasar pergerakan, yang terus mengawal islam yang toleran.

Malam sudah begerser jam 03.00 WIB. Cerita dan obrolan kita belum lelah dimakan malam. Seorang juhari umi hanya tersenyum-senyum melihat chetingan para senior di whatsap Country Ngalam, hemmm asyik!.
Saat itulah masih merenungi ungkapan pastinya pesan ampuh dari sahabat-sahabti abang senior, mbak senior dengan melelehkan tangis bertanya. Hanya hati mala mini bisa menjawab, bahwa kadermu masih menjaga bibit-bibit Country di rayon mbak, bang! Masih selalu menjunjung tinggi Country tercinta sebagai pinpinan tertinggi kami.

Dek sahabat, pulang aja yuuk… malam ini harus ada yang diberikan kepada Country entah ucapah selamat atau hadiah fikiran yang selalu kamu sumbangkan.

Ooh iya iya ada sahabati kita dari Kalimantan dia ulang tahun juga waktunya sama dengan PMII Country yaitu tgl 22 oktober, SELAMAT YA SAHABAT JUMIANA ! tetap semangat panjang umur dan tercapai segala niat iktiarmu… hiihi maaf dari awal hanya nulis dongeng-dongeng baru ingat dan selalu ingat bahwa tanggal lahirmu bersama Country UNITRI.

Saya akhiri cerita ini salam asah kasih dari sahabatmu ini, maaf ya bila tulisan yang kalian baca gak karuan, Cuma hanya ingin memberikan sebuah yang tak berbuah untuk Country

*Juhari Umi/ Uha_cret.
Sedang duduk PK.COUNTRY insyallah.

Friday, March 25, 2016

Sunday, March 6, 2016

Proses Perpindahan panas



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1    LATAR BELAKANG
Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya termperatur yang berbeda antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur rendah (hukum ke 0 Termodinamika).Panas dapat berpindah dengan 3 cara yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.
Konduksi merupakan proses perpindahan energi dari tempat yang bertemperatur tinggi ke tempat yang bertemperatur rendah, akibat adanya pergerakan elektron panas akan berpindah secara estafet dari satu partikel ke partikel yang lainnya dalam medium tersebut. Konveksi merupakan proses perpindahan energi panas melalui pergerakan molekul-molekul fluida (gas dan cair) akibat adanya perbedaan temperatur. Sedangkan radiasi merupakan proses perpindahan energi panas tanpa melalui medium perantara. Radiasi terjadi pada setiap benda dimana suatu benda memancarkan gelombang elektromagnetik dengan flux radiasi yang di tentukan oleh temperatur benda tersebut (hukum Stefan-Boltzman).
T1
PANAS
T2



T1 - T2
 


Gambar 1.1 Proses Perpindahan Panas
1.2    Rumusan Masalah
1.       Bagaimana perpindahan panas dalam aliran fluida
2.       Bagaimana perpindahan panas tanpa adanya perubahan fase
1.3    Tujuan
1.       Mengetahui Perpindahan panas dalam aliran fluida
2.       Mengetahui Perpindahan Panas tanpa adanya perubahan fase
1.4    Manfaat
1.       Lebih memahami Perpindahan panas dalam aliran fase
2.       Lebih memahami perpindahan panas tanpa adanya perubahan fase






BAB II
PEMBAHASAN
2.1    PERPINDAHAN PANAS
 Perpindahan panas merupakan ilmu untuk meramalkan perpindahan energi dalam bentuk panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material. Dalam proses perpindahan energi tersebut tentu ada kecepatan perpindahan panas yang terjadi, atau yang lebih dikenal dengan laju perpindahan panas. Maka ilmu perpindahan panas juga merupakan ilmu untuk meramalkan laju perpindahan panas yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu.
Perpindahan kalor dapat didefinisikan sebagai suatu proses berpindahnya suatu energi (kalor) dari satu daerah ke daerah lain akibat adanya perbedaan temperatur pada daerah tersebut. Ada tiga jenis cara perpindahan panas  yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
2.1.1       PERPINDAHAN KALOR SECARA KONDUKSI
Perpindahan kalor secara konduksi adalah proses perpindahan kalor dimana kalor mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah yang bertemperatur rendah dalam suatu medium (padat, cair atau gas) atau antara medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung sehingga terjadi pertukaran energi dan momentum.

 




Gambar 2.1. Perpindahan panas konduksi pada dinding (J.P. Holman)
Laju perpindahan panas yang terjadi pada perpindahan panas konduksi adalah berbanding dengan gradien suhu normal sesuai dengan persamaan berikut :
Persamaan Dasar Konduksi :  
            ...............................(2.1)

Keterangan :


q    = Laju Perpindahan Panas (kj/det W)
k   = Konduktifitas Termal (W/m.°C)
A   = Luas Penampang (m²)
dT = Perbedaan Temperatur ( °C, °F )
dx = Perbedaan Jarak (m / det)
ΔT = Perubahan Suhu ( °C, °F )
dT/dx = gradient temperatur kearah perpindahan kalor.konstanta positif ”k” disebut konduktifitas atau kehantaran termal benda itu, sedangkan tanda minus disisipkan agar memenuhi hokum kedua termodinamika, yaitu bahwa kalor mengalir ketempat yang lebih rendah dalam skala temperatur (J.P. Holman).
Hubungan dasar aliran panas melalui konduksi adalah perbandingan antara laju aliran panas yang melintas permukaan isothermal dan gradient yang terdapat pada permukaan tersebut berlaku pada setiap titik dalam suatu benda pada setiap titik dalam suatu benda pada setiap waktu yang dikenal dengan hukum fourier.
Dalam penerapan hokum Fourier (persamaan 2.1) pada suatu dinding datar, jika persamaan tersebut diintegrasikan maka akan didapatkan :
             .......................(2.2)
Bilamana konduktivitas termal (thermal conductivity) dianggap tetap. Tebal dinding adalah Δx, sedangkan T1 dan T2 adalah temperatur muka dinding. Jika konduktivitas berubah menurut hubungan linear dengan temperatur, seperti:
                             .............................(2.3)
maka persamaan aliran kalor menjadi :
        ............................(2.4)



2.1.1.1      KONDUKTIVITAS TERMAL
Tetapan kesebandingan (k) adalah sifat fisik bahan atau material yang disebut konduktivitas termal. Persamaan (2.1) merupakan persamaan dasar tentang konduktivitas termal.
Berdasarkan rumusan itu maka dapatlah dilaksanakan pengukuran dalam percobaan untuk menentukan konduktifitas termal berbagai bahan. Pada umumnya konduktivitas termal itu sangat tergantung pada suhu.
2.1.2           PERPINDAHAN KALOR SECARA KONVEKSI
Konveksi adalah perpindahan panas karena adanya gerakan/aliran/ pencampuran dari bagian panas ke bagian yang dingin. Contohnya adalah kehilangan panas dari radiator mobil, pendinginan dari secangkir kopi dll. Menurut cara menggerakkan alirannya, perpindahan panas konveksi diklasifikasikan menjadi dua, yakni konveksi bebas (free convection) dan konveksi paksa (forced convection).
Bila gerakan fluida disebabkan karena adanya perbedaan kerapatan karena perbedaan suhu, maka perpindahan panasnya disebut sebagai konveksi bebas (free / natural convection). Bila gerakan fluida disebabkan oleh gaya pemaksa / eksitasi dari luar, misalkan dengan pompa atau kipas yang menggerakkan fluida sehingga fluida mengalir di atas permukaan, maka perpindahan panasnya disebut sebagai konveksi paksa (forced convection).
q
                                                                                                                                 
m,
Aliran
 




L
                                                                                                         

Gambar 2.2. Perpindahan panas konveksi (J.P.Holman)

Proses pemanasan atau pendinginan fluida yang mengalir didalam saluran tertutup seperti pada gambar 2.2 merupakan contoh proses perpindahan panas.
Laju perpindahan panas pada beda suhu tertentu dapat dihitung dengan persamaan:
                               ..................(2.4)


Keterangan :
Q = Laju Perpindahan Panas ( kj/det atau W )
h = Koefisien perpindahan Panas Konveksi ( W / )
A = Luas Bidang Permukaan Perpindahaan Panas ( )
Tw = Temperature Dinding (  , K )
= Temperature Sekeliling ( , K )

Tanda minus ( - ) digunakan untuk memenuhi hukum II thermodinamika, sedangkan panas yang dipindahkan selalu mempunyai tanda positif ( + ). Persamaan (2.4) mendefinisikan tahanan panas terhadap konveksi.
Koefisien pindah panas permukaan h, bukanlah suatu sifat zat, akan tetapi menyatakan besarnya laju pindah panas didaerah dekat pada permukaan itu.
q
Plat
Plat
Konveksi Paksa
Konveksi Bebas
 










Gambar 2.3 Perpindahan Panas Konveksi

Perpindahan konveksi paksa dalam kenyataanya sering dijumpai, kaarena dapat meningkatkan efisiensi pemanasan maupun pendinginan satu fluida dengan fluida yang lain.Contoh konveksi alamiah antara lain aliran fluida yang melintasi radiator panas.
Gambar 2.2.1 Perpindahan kalor yang mungkin terjadi dari permukaan panas ke udara sekitarnya.

Secara umum aliran fluida dapat diklasifikasikan sebagai aliran eksternal dan aliran internal. Aliran eksternal terjadi saat fluida mengenai suatu permukaan benda. Contohnya adalah aliran fluida melintasi plat atau melintang pipa.
Aliran internal adalah aliran fluida yang dibatasi oleh permukaan zat padat, misalnya aliran dalam pipa/saluran. Perbedaan antara aliran eksternal dan aliran internal pada suatu pipa/saluran ditunjukkan pada Gambar 2.2.2
Gambar 2.2.2 Aliran eksternal udara dan aliran internal air pada suatu pipa/saluran



2.1.3       PERPINDAHAN PANAS RADIASI
Refleksi
Perpindahan panas radiasi adalah proses di mana panas mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila benda-benda itu terpisah di dalam ruang, bahkan jika terdapat ruang hampa di antara benda - benda tersebut.
                               Adsorbsi
Radiasi datang
 





Transmisi
                                                                                                                     


Gambar 2.5. Perpindahan panas radiasi (J.P.Holman)

Energi radiasi dikeluarkan oleh benda karena temperatur, yang dipindahkan melalui ruang antara, dalam bentuk gelombang elektromagnetik Bila energi radiasi menimpa suatu bahan, maka sebagian radiasi dipantulkan , sebagian diserap dan sebagian diteruskan seperti gambar 2.3. Sedangkan besarnya energi :
                               ................(2.5)
dimana :
  = laju perpindahan panas ( W)
                = konstanta boltzman (5,669.10-8 W/ )
A                = luas permukaan benda ( )
T                = suhu absolut benda ( )
2.2        KALOR (HEAT)
       Apabila sebuah zat diberikan atau pun melepaskan kalor, maka ada dua hal yang mungkin terjadi, yakni zat tersebut akan mengalami perubahan temperatur atau hal lain yang mungkin terjadi adalah zat tersebut akan mengalami perubahan wujud (fase).
       Apabila kalor tersebut hanya digunakan untuk perubahan temperatur saja, maka kalor maka kalor tersebut biasanya di kenal dengan kalor sensibel (sensibel heat), sedangkan jika kalor tersebut digunakan untuk merubah wujud (fase) zat, maka kalor itu biasanya di sebut dengan kalor laten (latent heat).
2.2.1       KALOR SENSIBEL (SENSIBEL HEAT)
Kalor sensibel adalah kalor yang digunakan oleh suatu zat untuk merubah temperatur zat tersebut. Jika zat menerima kalor, maka temperaturnya akan naik sedangkan jika zat tersebut melepaskan kalor, maka zat tersebut akan mengalami penurunan temperatur.
Kalor sensibel ini tidak sampai menyebabkan zat mengalami perubahan fase (wujud). Secara umum kalor sensibel yang digunakan untuk merubah temperatur suatu zat yang dapat di rumuskan sebagai berikut :
Q = mc                         ............................(2.6)
Dimana :
Q    = Besarnya energi kalor sensibel yang bekerja pada suatu zat (J)
m    = Massa zat yang mengalami perubahan temperatur (Kg)
c     = Kalor jenis zat (J/Kg.K)
  = Perubahan temperatur yang terjadi (K)
2.2.2    KALOR LATEN ( LATENT HEAT)
       Kalor Laten adalah kalor yang digunakan untuk merubah wujud atau fase suatu zat. Perubahan fase terjadi apabila suatu zat sudah mencapai titik jenuhnya. Pada saat zat mengalami perubahan fase, zat tersebut tidak mengalami perubahan temperatur. Ada dua jenis kalor laten pada suatu zat yakni kalor laten yang digunakan untuk meleburkan atau membekukan suatu zat atau biasa dikenal dengan kalor lebur ataupun kalor beku, dan kalor laten yang di gunakan untuk menguapkan atau mengembunkan suatu zat, atau biasa dei kenal dengan kalor uap atau kalor embun.
       Besarnya energi yang digunakan untuk mengubah fase suatu zat lebih besar dari pada energi yang digunakan untuk merubah temperaturnya, sehingga pada tekanan yang sama lebih sulit untuk merubah fase suatu zat dengan merubah temperaturnya saja.
Secara umum kalor yang digunakan untuk merubah fase suatu zat dapat di rumuskan dengan :
Q = m                     ................................... ...................(2.7)
Dimana :
Q    = Besarnya energi kalor sensibel yang bekerja pada suatu zat (J)
M    = Massa zat yang mengalami perubahan temperatur (Kg)
   = Kalor Laten (KJ/Kg)
Hubungan antara energi kalor dengan laju perpindahan kalor yang terjadi adalah sebagai berikut :
Q = q                                .......................................(2.8)
Dimana :
Q    = Besarnya energi kalor sensibel yang bekerja pada suatu zat (J)
q     = Laju perpindahan Kalor (Watt)
   =Waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan energi kalor (J)
2.3        LAPISAN BATAS

Lapisan batas termal (thermal boundary layer) yaitu daerah di mana terdapat gradien suhu dalam aliran. Gradien suhu itu akibat proses pertukaran panas antara dinding dengan fluida. Bentuk profil kecepatan di dalam lapisan batas bergantung pada jenis alirannya. Sebagai contoh, perhatikanlah aliran udara melewati sebuah pelat datar, yang ditempatkan dengan permukaan sejajar terhadap aliran.
Pada tepi depan (leading edge) pelat (x = 0 dalam Gb 2.3), hanya partikel-partikel fluida yang langsung bersinggungan dengan permukaan tersebut yang menjadi lambat gerakannya, sedangkan fluida selebihnya terus bergerak dengan kecepatan aliran bebas (free stream) yang tidak terganggu di depan plat. Dengan majunya sepanjang pelat, gaya-gaya geser menyebabkan terhambatnya semakin banyak fluida, dan tebal lapisan batas meningkat.
Gambar 2.3.1 Profil-profil kecepatan untuk lapisan batas laminar dan turbulen dalam aliran melewati pelat datar.
       Terbentuknya lapisan batas termal pada aliran fluida diatas plat rata untuk perpindahan panas fluida dengan suhu T∞ mengalir dengan kecepatan U∞ melewati permukaan dinding bersuhu Ts sedangkan tebal lapisan batas termal δt. Pada dinding kecepatan aliran adalah nol, dan perpindahan kalor ke fluida berlangsung secara konduksi. Sehingga fluks kalor setempat persatuan luas qs’’ sesuai hukum Fourier’s adalah :
           ............................(2.9)
dari hukum pendinginan Newton :
               ................................(3.0)
h adalah koefisien konveksi, sehingga kedua persamaan diatas menjadi :
h =                     ................................(3.1)



2.4        ALIRAN LAMINAR DAN TURBULEN
       Aliran laminar dan turbulen ini dibedakan berdasarkan pada karakteristik internal aliran. Umumnya klasifikasi ini bergantung pada gangguan-gangguan yang dapat dialami oleh suatu aliran yang mempengaruhi gerak dari partikel-partikel fluida tersebut. Apabila aliran mempunyai kecepatan relatif rendah atau fluidanya sangat viscous, gangguan yang mungkin dialami oleh medan aliran akibat getaran, ketidakteraturan permukaan batas dan sebagainya, relatif lebih cepat teredam oleh viskositas fluida tersebut dan aliran fluida tersebut disebut aliran laminar.
       Fluida dapat dianggap bergerak dalam bentuk lapisan-lapisan dengan pertukaran molekuler yang hanya terjadi diantara lapisan-lapisan yang berbatasan untuk kondisi tersebut. Gangguan yang timbul semakin besar hingga tercapai kondisi peralihan pada kecepatan aliran yang bertambah besar atau efek viskositas yang berkurang. Terlampauinya kondisi peralihan menyebabkan sebagian gangguan tersebut menjadi semakin kuat, di mana partikel bergerak secara fluktuasi atau acak dan terjadi percampuran gerak partikel antara lapisan-lapisan yang berbatasan. Kondisi aliran yang demikian disebut dengan aliran turbulen.
Gambar 2.4 Struktur aliran turbulen didekat benda padat
       Perbedaan yang mendasar antara aliran laminar dan turbulen adalah bahwa gerak olakan / acak pada aliran turbulen jauh lebih efektif dalam pengangkutan massa serta momentum fluidanya daripada gerak molekulernya. Tidak ada hubungan yang bisa dipastikan secara teoritis antara medan tekanan dan kecepatan rata-rata pada aliran turbulen sehingga pada analisa aliran turbulen dilakukan dengan pendekatan setengah empiris. Kondisi aliran yang laminar dan turbulen ini dapat dinyatakan dengan bilangan Reynold.

2.5        REYNOLD NUMBER
            Reynold number (Re) atau bilangan Reynold adalah suatu bilangan tanpa dimensi yang menganalisa gaya inersia Fluida. Jenis aliran Fluida dan gaya gesekan yang terjadi dengan permukaannya akan menentukan Bilangan Reynold. Aliran Fluida dapat dibagi dalam tiga kategori : Laminar, Transisi dan Turbulen.
       Untuk membedakan antara aliran laminar, transisi, dan turbulen maka digunakan bilangan tak berdimensi, yaitu bilangan Reynolds, yang merupakan perbandingan antara gaya inersia dengan gaya viskos.
Jadi, rumus bilangan reynold adalah :
                 .....................................(3.2)
di mana :
D     = Diameter penampang saluran,
m    = Laju massa fluida ( kg/s)
μ     = Viskositas ( kg/s m)
       Pada aliran laminar molekul molekul fluida mengalir mengikuti garis-garis aliran secara teratur. Aliran turbulen terjadi saat molekul-molekul fluida mengalir secara acak tanpa mengikuti garis aliran. Aliran transisi adalah aliran yang berada diantara kondisi laminar dan turbulen, biasanya pada kondisi ini aliran berubah-ubah antara transien dan turbulen sebelum benar-benar memasuki daerah turbulen penuh.
            Nilai bilangan Reynolds yang kecil (< 2100) menunjukkan aliran bersifat laminar sedangkan nilai yang besar menunjukkan aliran turbulen(> 4000). Nilaibilangan Reynolds saat aliran menjadi turbulen disebut bilangan Reynolds kritis yangnilainya berbeda-beda tergantung bentuk geometrinya.
2.6    PRANDTL NUMBER
       Bilangan tak berdimensi selanjutnya adalah Bilangan Prandtl yang merupakan perbandingan antara ketebalan lapis batas kecepatan dengan ketebalan lapis batas termal.. Bilangan Prandtl (Pr) merupakan sifat-sifat fluida saja dan hubungan antara distribusi suhu dan distribusi kecepatan. Bila bilangan Prandtlnya lebih kecil dari satu, gradien suhu di dekat permukaan lebih landai daripada gradien kecepatan, dan bagi fluida yang bilangan Prandtlnya lebih besar daripada satu gradien suhunya lebih curam daripada gradien kecepatan.

Bilangan Prandtl dinyatakan dengan persamaan:
               ............................. (3.3)
di mana :
Cp   = Kalor spesifik fluida pada tekanan tetap, J/kg K
k     = Konduktivitas termal, Watt
μ     = Viskositas, kg/s m
v     = Viskositas kinematik, m2/s
α     = Diffuvitas termal, m2/s

       Nilai bilangan Prandtl berkisar pada nilai 0.01 untuk logam cair, 1 untuk gas, 10 untuk air, dan 10000 untuk minyak berat. Difusivitas kalor akan berlangsung dengan cepat pada logam cair (Pr << 1) dan berlangsung lambat pada minyak (Pr >>1).
2.7        NUSSELT NUMBER
       Perpindahan kalor yang terjadi pada suatu lapisan fluida terjadi melalui proseskonduksi dan konveksi. Bilangan Nusselt menyatakan perbandingan antara perpindahan kalor konveksi pada suatu lapisan fluida dibandingkan dengan perpindahan kalor konduksi pada lapisan fluida tersebut. Dapat di tulis dengan persamaan :
            ...........................................(3.4)
       .....................................(3.5)
di mana :
h = Koefisien perpindahan panas konveksi, W/  k
L = Panjang karakteristik, m
k = Konduktivitas bahan, W/m K
n = 0,5 for heating ( > ), 0,3 for cooling ( )

       Semakin besar nilai bilangan Nusselt maka konveksi yang terjadi semakin efektif. Bilangan Nusselt yang bernilai 1 menunjukkan bahwa perpindahan kalor yang terjadi pada lapisan fluida tersebut hanya melalui konduksi.



2.8        LOG MEAN TEMPERATURE DIFFERENCE (LMTD)
         Nilai LMTD (Logarithmic Mean Temperature Difference) adalah nilai yang berkaitan dengan perbedaan temperatur antara sisi panas dan sisi dingin penukar panas. Dengan asumsi bahwa aliran pendingin mengalir dalam kondisi tunak (steady state), tidak ada kehilangan panas secara keseluruhan, tidak ada perubahan fase pendingin. Gambar 2.8 menggambarkan perubahan suhu yang dapat terjadi pada salah satu atau kedua fluida dalam penukar panas pada aliran counterflow.
Gambar 2.8  Distribusi Suhu Dalam Penukar Panas untuk jenis aliran counterflow
keterangan : Th ,i = temperatur inlet pada sisi panas, K
Th ,o = temperatur outlet pada sisi panas , K
Tc ,i = temperatur inlet pada sisi dingin , K
Tc ,o = temperatur outlet pada sisi dingin, K
a dan b menunjuk kepada masing-masing ujung penukar panas.


Makanilai LMTD dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
LMTD =                         .....................(3.6)
Dimana :
2.9    METODE NTU – EFFECTIVENESS
       Secara umum nilai efektivitas (ε) penukar panas dapat didefinisikan sebagai perbandingan laju perpindahan panas aktual dengan laju perpindahan panas maksimum yang mungkin terjadi pada penukar panas.
Sehingga nilai efektivitas penukar panas dapat dihitung menggunakan persamaan :
               .......................................(3.7)
dimana :
q          = laju perpindahan panas aktual (Watt)
qmax   = laju perpindahan panas maksimum yang mungkin (Watt)
       Untuk menghitung efektivitas penukar panas, perlu dihitung terlebih dahulu besaran laju perpindahan panas aktual (q) dan besaran laju perpindahan panas maksimum yang mungkin secara hipotetis ( qmax ) pada penukar panas. Nilai besaran qmax menunjukkan besarnya panas maksimum yang dapat ditransfer atau dipindahkan di antara kedua fluida pendingin.
       Nilai qmax pada penukar panas dapat dicapai apabila panjang penukar panas tak hingga. Pada penukar panas yang panjangnya tak hingga, akan dicapai beda temperatur fluida pendingin maksimum sebesar Th ,i – Tc ,i (Perbedaan antara temperatur inlet pada sisi panas dan temperatur inlet pada sisi dingin). Selain itu, nilai qmax juga dipengaruhi oleh nilai laju alir massa pendingin dikalikan dengan panas spesifik yang minimum. Nilai perkalian laju alir massa pendingin dengan panas spesifik sering disebut sebagai laju kapasitansi panas (Ch dan Cc). Nilai Ch dan Cc masing-masing menunjukkan nilai laju kapasitansi panas untuk fluida panas dan fluida dingin.
       Nilai terkecil diantara nilai Ch dan nilai Cc disebut sebagai laju kapasitansi panas minimum (Cmin). Alasan pemilihan laju kapasitansi panas minimum adalah untuk mencakup perpindahan panas maksimum yang mungkin di antara kedua fluida kerja. Dengan demikian nilai laju perpindahan panas maksimum ( qmax ) dapat dihitung dengan persamaan :
=         ...............................(3.8)
Sementara itu nilai laju perpindahan panas aktual pada penukar panas dapat dihitung dengan persamaan berikut :
                .......................(3.9)
Dengan :
                       ...................(4.0)
       Secara keseluruhan, nilai efektivitas penukar panas sangat dipengaruhi oleh laju alir fluida pendingin, temperatur inlet dan temperatur outlet pada sisi panas dan sisi dingin sistem penukar panas. Efektivitas penukar panas adalah besaran tak berdimensi yang nilainya antara 0 dan 1. Jika diketahui nilai efektivitas untuk penukar panas tertentu dengan kondisi aliran inlet, maka dapat dihitung jumlah panas yang dapat ditransfer atau dipindahkan di antara kedua fluida pendingin pada penukar panas.
       Nilai efektivitas penukar panas juga dapat dihitung menggunakan nilai perbandingan laju kapasitansi panas (Cr ) dan nilai NTU (Number Of Heat Transsfer Unit). Nilai NTU bergantung pada parameter rancangan penukar panas yang meliputi perkalian antara koefisien perpindahan panas keseluruhan (U) dan luas permukaan perpindahan panas (A) dibagi dengan parameter kondisi operasi (Cmin ). Nilai U dan A sangat dipengaruhi oleh geometri sistem penukar panas.
Parameter Cr dan NTU dapat dinyatakan sebagai berikut :
              (  ...................................(4.1)
            ..............................................(4.2)
Untuk mencara luas perpindahan panas juga dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
A =              .....................................................(4.3)
dengan :
U = koefisien perpindahan panas keseluruhan,
A = luas perpindahan panas.
Nilai U didapat dari persamaan :
U =              ............................................(4.4)
dan luas perpindahan panas terkoreksi :
A =                                   ...............................................(4.5)
Dengan :
P =       dan      Z =                  .....................(4.6)
Nilai F dapat ditentukan dengan menggunakan hubungan antara P dan Z pada grafik.






BAB III
PENUTUP
3.1    SARAN
3.2    KESIMPULAN




Videos
Jendela Mutiara

Recent Post

Jendela Mutiara